Ensefalopati hipertensi banyak
ditemukan pada usia pertengahan dengan riwayat hipertensi essensial sebelumnya. Menurut penelitian di USA,
sebanyak 60 juta orang yang menderita hipertensi,
kurang dari 1 % mengidap hipertensi
emergensi. Mortalitas dan morbiditas dari penderita ensefalopati hipertensi bergantung pada
tingkat keparahan yang dialami. Selain itu, diteliti bahwa insiden hipertensi essensial pada orang kulit
putih sebanyak 20-30%, sedangkan pada orang kulit hitam sebanyak 80%. Sehingga
orang kulit hitam lebih beresiko untuk menderita ensefalopati hipertensi.
Ensefalopati hipertensi dapat
merupakan komplikasi dari berbagai penyakit antara lain penyakit ginjal kronis,
stenosis arteri renalis, glomerulonefritis akut, toxemia akut, pheokromositoma, sindrom cushing, serta penggunaan obat
seperti aminophyline, phenylephrine. Ensefalopati hipertensi lebih sering
ditemukan pada orang dengan riwayat hipertensi esensial lama
Secara fisiologis
peningkatan tekanan darah akan mengaktivasi regulasi mikrosirkulasi di otak (respon vasokontriksi
terhadap distensi dinding endotel). Aliran
darah otak tetap konstan selama perfusi aliran darah otak berkisar 60 – 120
mmHg. Ketika tekanan darah meningkat secara tiba-tiba, maka akan terjadi vasokontriksi dan vasodilatasi dari arteriol
otak yang mengakibatkan kerusakan endotel,
ekstravasasi protein plasma, edema serebral. Jika peningkatan tekanan darah
terjadi secara persisten sampai ke hipertensi
maligna maka dapat menyebabkan nekrosis
fibrinoid pada arteriol dan
gangguan pada sirkulasi eritrosit
dalam pembuluh darah yang mengakibatkan deposit
fibrin dalam pembuluh darah (anemia
hemolitik mikroangiopati).
Ensefalopati hipertensi merupakan
suatu sindrom hipertensi berat yang
dikaitkan dengan ditemukannya nyeri kepala hebat, mual, muntah, gangguan
penglihatan, confusion, pingsan
sampai koma. Onset gejala biasanya berlangsung perlahan, dengan progresi
sekitar 24-48 jam. Gejala-gejala gangguan otak yang difus dapat berupa defisit neurologis fokal, tanda-tanda
lateralisasi yang bersifat reversibel
maupun irreversibel yang mengarah ke
perdarahan cerebri atau stroke. Microinfark dan peteki
pada salah satu bagian otak jarang dapat menyebabkan hemiparesis ringan, afasia
atau gangguan penglihatan. Manifestasi neurologis
berat muncul jika telah terjadi hipertensi
maligna atau tekanan diastolik >125mmHg
disertai perdarahan retina, eksudat, papiledema, gangguan pada jantung dan ginjal.
No comments:
Post a Comment